Menahan Marah,Memaafkan dan Berbuat Baik Kesatuan Nilai Yang Mendasari Keimanan

    Fitrah adalah suatu potensi yang diberikan oleh Allah kepada setiap manusia sejak dilahirkan ke muka bumi ini,potensi yang bebas dari segala noda dan dosa,yang dengan potensi ini manusia untuk senantiasa berbuat baik. Fitrah bukan suatu keadaan diantara kebaikan dan kejahatan, akan tetapi fitrah adalah kekuayan tang berisi kecendrungan kepada kebaikan    Oleh karena itu, sebagian besar ulama' berkeyakinan bahwa seseorang yang meninggal sebelum dia mukallaf maka dia akan masuk surga dengan sebab fitrahnya yang belum ternodai oleh kesalahan dan dosa.

MEMAAFKAN ORANG LAIN
    Memaafkan orang lain yang telah berbuat sewenang-wenang terhadap kita merupakan suatu sikap yang paling mulia di dalam Islam. Dalam Islam, sikap menahan amarah mempunyai posisi dan peran yang yang sangat penting. Menahan amarah akan menjadikan seseorang sanggup menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang tercela dalam bentuk apapun. Menahan marah,memaafkan, dan berbuat baik adalah kesatuan nilai yang mendasari ketaqwaan. Menahan marah saja tanpa memaafkan bukan ciri orang yang taqwa, tetapi ciri orang yang pendendam.

Memang sudah menjadi  tabiat manusia, tatkala hatinya disakiti, dia akan merasa sakit hati dan boleh jadi berujung dengan kedendaman. Walaupun demikian, bukan berarti kita harus dendam setiap kali ada yang menyakiti kita, Malah sebaliknya, jika kita mendzalimi, maka do'akanlah orang-orang yang mendzalimi itu agar bertaubat,Bukankah indah?


    Memaafkan tidaklah muda. Kata plara sufi,memaafkan harus dilatih terus menerus. Sifat ini tumbuh karena kedewasaan ruhani. Sifat pemaaf menghiasi akhlak para nabi dan orang-orang shaleh. Ruhani mereka telah dipenuhi sifat Allah Yang Maha Pengampun. Maaf yang tulus lahir dari perkataan yang tulus kepada orang lain. Karena itu untuk bisa memaafkan, kita harus memusatkan perhatian kita terhadap orang lain. Memaafkan,menahan amarah berbuat baik harus dilakukan sekaligus. Allah menjelaskan bahwa ketiganya sebagai karakteristik orang yang taqwa.



Hewan saja bisa mengapa kita tidak??? kan kita ahsani taqwim???



Sumber: 
Majlis Ta'lim Wad-Dakwah, Al-Habib Sholeh bin Ahmad Al Aydrus

   

0 Response to "Menahan Marah,Memaafkan dan Berbuat Baik Kesatuan Nilai Yang Mendasari Keimanan"

Posting Komentar